Minggu, 27 November 2011

SD Negeri 1 Gunung Megang

Sekolahan ini merupakan sekolahan tertua di Gunung Megang namun bangunannya telah dilakukan beberapa kali pemugaran sehingga walaupun termasuk sekolahan tertua tetapi bangunannya cukup kokoh untuk dijadikan aktivitas belajar dan mengajar.
Disekolahan ini ruang belajar kelas satu sampai tiga menghadap ke depan pagar sekolah, sedangkan ruang kelas empat sampai kelas enam dan ruang guru berada di sebelah kirinya, sehingga secara keseluruhan bangunan sekolah ini berbentuk hurup L, namun terdapat satu bangunan perumahan guru atau penjaga sekolah disisi sebelah kanannya.
Sekolahan ini berada tepat disisi sebelah kanan jalan darat Gunung Megang Dalam, jika kita ambil jalan lurus saat berada di perempatan jalan utama desa Gunung Megang Dalam, beberapa puluh meter dibelakang bangunan sekolah ini terdapat rel kereta api, sehingga jika kereta api jenis  “Babaranjang” melintas masih cukup jelas terdengar dari sekolahan ini.
Karena termasuk sekolahan tertua maka sekolahan ini sudah banyak meluluskan alumni-alumninya, terutama masyarakat desa Gunung Megang Dalam dan sekitarnya. So ... tidak lengkap rasanya jika datang ke Gunung Megang tanpa mengunjungi sekolahan tertua di kampoeng halaman saya ...  
Baca Selengkapnya...

SD Negeri 2 Gunung Megang


Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sudah cukup tua di Gunung Megang, sekolah yang sampai saat ini masih menggunakan papan kayu sebagai dinding dan lantainya ini berbentuk seperti “rumah panggung” dengan menggunakan tiang sebagai penyangga.
Dari ruang kelas satu sampai kelas enam serta ruang guru dan kepala sekolahnya ini berbaris lurus menghadap kedepan pagar dengan hamparan lapangan rumput hijau yang masih cukup luas. Di sebelah kiri ruang guru dan kepala sekolahnya dibangun beberapa bangunan perumahan guru dan penjaga sekolah, sehingga secara keseluruhan bangunan sekolah ini berbentuk hurup L.
Posisi sekolah ini berada persis disisi jalan utama desa Gunung Megang luar, jika kita memasuki desa Gunung Megang Luar dari pasar tradisional atau “Kalangan” maka bangunan yang pertama kali kita jumpai setelah melintasi rel kereta api adalah bangunan sekolahan ini, bangunan ini tepat berada dibelah kanan jalan setelah lapangan sepak bola desa Gunung Megang Luar.
Disekolah ini pulalah untuk pertama kalinya saya duduk dibangku sekolah dan menimbah ilmu kurang lebih satu tahun sebelum saya pindah sekolah ke Sekolah Dasar Negeri 4 Gunung Megang karena orang tua saya pindah posisi rumah ke “Kalangan”.
Disekolah ini juga saya sempat bertemu dengan beberapa orang guru asli kelahiran Gunung Megang yang telah mengabdi puluhan tahun seperti “Bapak Umar Bakri” yang didendangkan Iwan Fals dalam sebuah lagunya.
So ... jika ingin melihat bangunan sekolahan yang berbentuk panggung dengan aktivitas belajar dan mengajarnya, silahkan datang ke kampoeng halaman saya ... 

Baca Selengkapnya...

Sabtu, 26 November 2011

SD Negeri 3 Gunung Megang

Sekolah dasar negeri 3 Gunung Megang ini terletak diantara Puskesmas Gunung megang dan Koramil Gunung Megang dengan bangunan sekolahnya yang berbentuk hurup n kecil.
Pada zaman saya duduk dibangku sekolah dasar, sekolah ini adalah sekolah favorite dan terkenal dengan modernisasinya karena sekolah ini termasuk salah satu sekolah teladan, maka tidak heran jika sebagian pejabat dan pegawai di Gunung Megang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah dasar ini, selain dekat dengan beberapa perkantoran, sekolah ini juga tepat berada disisi jalan lintas sumatera.
Jika datang dari kota prabumulih sekolah ini berada di sebelah kiri jalan lintas sumatera persis setelah kantor Koramil Gunung Megang dan sebelum Puskesmas Gunung Megang dan jika datang dari kota Muaraenim sekolah ini berada di seberang jalan sebelah kanan.
Karena berada pada posisi yang mudah diakses sekolah ini ini juga layak untuk dijadikan rujukan bagi anak-anak sebagai tempat menimbah ilmu pendidikan bagi para pendatang yang mengemban tugas di wilayah kecamatan Gunung Megang.
Silahkan datang dan lihat secara langsung aktivitas belajar dan mengajar disekolah ini ...
Baca Selengkapnya...

SD Negeri 4 Gunung Megang


Sekolah ini merupakan salah satu dari tiga sekolah dasar negeri di Gunung Megang yang posisinya berada dipingir jalan raya lintas sumatera.
Sangat mudah untuk menemukan sekolah ini karena berada pada daerah yang cukup ramai di Gunung Megang yaitu di area kalangan / pasar mingguan dan persis disebelah jalan masuk ke desa Gunung Megang Luar.
Di sekolah ini terdapat beberapa bangunan yang terpisah, mungkin karena dibangun diatas tanah tebing yang tidak rata maka lantai dasar dan ketinggian atap antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lainnya tidak sama, bahkan ada yang terpisah jauh kebelakang.
Namun kelebihan sekolah ini adalah belum pernah tersentuh oleh genangan air bah alias banjir dari luapan sungai Lematang, jadi kegiatan belajar & mengajar sekolah ini tidak pernah ternggangu oleh banjir.

Karena posisinya yang cukup strategis, sekolah dasar ini patut dipertimbangkan sebagai rujukan bagi anak-anak yang akan menimbah ilmu pendidikan di wilayah kecamatan Gunung Megang dan saya juga termasuk salh satu dari sekian banyak alumni sekolahan ini.Bagi para pendatang yang ingin melihat langsung kegiatan sekolah dasar negeri 4 ini silahkan berkunjung ke kota Gunung Megang atau bagi para perantau yang akan bertugas di daerah kami dan ingin memindahkan sekolah anaknya silahkan kunjungi aktivitas sekolah ini ...  
      
Baca Selengkapnya...

SD Negeri 5 Gunung Megang

SDN 5 Gunung Megang saat banjir
Sekolahan ini termasuk salah satu dari tiga sekolah dasar yang ada di Gunung Megang yang aksesnya mudah dicari karena berada tepat disisi jalan raya lintas sumatera, kalau datang dari kota Prabumulih maka sekolahan ada di sebelahkanan jalan, persis setelah jembatan sungai Lengi, Jika datang dari kota Muaraenim sekolahan ini ada di sebelah kiri jalan persis di seberang kantor polisi Gunung Megang.
Sekolahan yang hampir berbentuk hurup n kecil ini dengan ruang belajar kelas satu sampai empat berada disisi kanan dan sisanya termasuk ruang guru dan kepala sekolah menghadap ke depan pagar, kemudian disisi kirinya terdapat bangunan perumahan guru atau penjaga sekolahnya.
Beberapa puluh meter di sebelah kiri dan belakang bangunan sekolah ini mengalir sungai Lengi. Karena berada di pinggir sungai Lengi maka jika kondisi sungai Lengi sedang meluap dan sampai banjir maka sesekali sekolahan ini juga pernah tersentuh oleh banjir walaupun hanya sampai di halaman sekolahan ...
Sekolahan ini merupakan sekolah dasar termuda yang ada di desa Gunung Megang, jadi alumni dari sekolahan ini tidaklah sebanyak alumni-alumni di sekolah dasar lainnya yang ada di desa Gunung Megang.
So ... itulah uniknya kampoeng halamanku walaupun beberapa sekolahan sempat tergenang banjir tetapi tidak mengurangi kualitas sumber daya manusianya, silahkan lengkapi informasi pendidikan anda dengan mengunjungi 5 sekolah dasar yang ada di kampoeng halam saya ... 
Baca Selengkapnya...

Kamis, 24 November 2011

Kebon Karet

Sebagian besar wilayah Gunung Megang masih merupakan perkebunan, salah satu hasil bumi yang menjadi komoditas utama dan matapencarian sebagian besar penduduk Gunung Megang adalah kebun karet alami. Bagi masyarakat Gunung Megang kebon karet ini lebih akrab denga sebutan “Kebon Balam”
Perkebunan karet rakyat ini juga banyak terdapat di seberang sungai Lematang hingga mencapai daerah Talang Mandiangin, sebuah daerah terpencil di tengah hutan dan berada di perbatasan Kecamatan Gunung Megang dengan Kecamatan Talang Ubi. Sepanjang jalan dari desa Gunung Megang Luar hingga ke Talang Mandiangin ini adalah perkebunan karet alami rakyat, begitupun dari Gunung Megang hingga ke Daerah Benakat juga masih berupa perkebunan karet alami rakyat.
Pohon dan perkebunan karet ini juga sudah ada di Gunung Megang sejak jaman nenek moyang, namun kita tidak akan melihat pohon karet yang sebesar pohon Dukuh apalagi pohon Durian, karena pohon karet mempunyai masa produktif, jika kandungan getah karet yang keluar dari batangnya sudah mulai berkurang maka pohon karet sudah memasuki mas non produktif biasanya masyarakat Gunung Megang melakukan penebangan terhadap batang-batang pohon karet yang sudah tua ini kemudian dilakukan penanaman kembali, kegiatan ini biasanya mereka sebut “melebor kebon balam”.
Penanaman pohon karet ini di tata secara teratur dengan jarak setiap pohonnya kurang lebih 3m, karena jarak antara batang pohon karet yang satu dengan yang lainnya akan mempengaruhi kandungan getah dalam batang pohon karet tersebut, jika terlalu berdekatan bisa mengurangi kandungan getah dalam batang pohon karet.
Setiap hari batang-batang pohon karet ini disadap oleh pemilik kebon atau orang-orang upahan. Mereka berangkat dari rumah setelah subuh, setibanya di kebon karet langsung menyadap satu persatu setiap batang pohon karet dan getah karet yang menetes dari batangnya akan jatuh ke Tempurung Kelapa, masyarakat Gunung Megang menyebutnya “Sayak Niou” dan dibiarkan sedikit membeku sampai siang hari. Setelah makan dan istirahat siang kemudian satu persatu tempurung kelapa yang berisi getah karet tadi diambil menggunakan ember dan diletakkan dalam cetakan segi empat berukuran kira-kira 80 x 40cm dan dibiarkan membekuh hingga sore hari, setelah menjelang sore hasil sadapan karet ini dibawa pulang untuk disimpan di dalam “balong” yaitu kolam khusus yang dibuat untuk menyimpan getah karet atau dapat dijual langsung kepada pembelinya.
Namun biasanya masyarakat Gunung Megang menjual getah karetnya secara mingguan pada hari kamis, karena esok harinya adalah hari jum’at yang merupakan hari pasar tradisional masyarakat Gunung Megang. Pada hari itu berton-ton getah karet diangkut menggunakan mobil truk untuk dijual ke pabrik pengolahan karet yang ada di Palembang atau Tanjung Enim.
Hanya penduduk asli Gunung Megang yang mempunyai banyak bidang tanah perkebunan karet ini, semakin banyak dan luas kebon karet yang dimiliki maka semakin mapan juga perekonomiannya.
Tetapi anda jangan heran jika sedang berada di dekat tumpukan karet ini anda akan mencium bau yang kurang sedap, ya ... bau itulah yang telah menghasilkan uang bagi sebagian petani karet di Gunung Megang dan mendorong laju perekonomian masyarakat Gunung Megang pada umumnya.

Baca Selengkapnya...

Kebon Durian

Selain buah duku di Gunung Megang juga banyak terdapat buah Durian, buah yang berbentuk agak bulat & lonjong seukuran kepala manusia dengan kulitnya berduri ini tumbuh dan besar secara berdampingan dalam kebersamaan bersama pohon duku.
Ada beberapa Jenis dan nama buah Durian, ada yang disebut dengan Durian Tembaga, biasanya durian ini berbentuk agak besar dan lonjong, dalam satu pohon buahnya tidak banyak, tetapi daging buah Duriannya sangat tebal dengan bijinya yang kecil dan rasanya Hmmm ... Durian banget dan sangat cocok dibuat “Tempoyak” yaitu buah Durian yang sudah dibuang bijinya dan dipernitasi, biasanya dijadikan sayur atau sambel, wahh rasanya mantapps. Ada juga yang buntut buah Duriannya agak kuning dengan kondisi merekak dan lonjong, Ada juga buah Durian yang agak bulat dan setelah dibuka kulitnya maka biji Duriannya sedikit keliatan, masyarakat Gunung Megang menyebutnya “Durian Cengel” durian ini biasanya dikasihkan gratis bagi orang yang datang ke kebon Durian untuk mencicipi.
Biasanya dalam sebidang kebon terdapat pohon duku dan pohon durian serta beberapa pohon buahan lainnya, seperti halnya pohon duku, di Gunung Megang pohon durian juga ditaman acak tidak beraturan dan sudah ada sejak jaman nenek moyang dulu, maka tak heran kalau pohon durian bisa tumbuh rindang dan besar bahkan lebih lebih besar dari pohon duku.
Sebagian besar kebon Durian ini terdapat di area seberang sungai Lematang. Walaupun hidup berdampingan dengan pohon duku namun pohon Durian selalu berbuah lebih dulu dan cara panennya pun sangat berbeda.
Saat pohon Durian mulai menampakkan bungahnya kemudian berputik dan tumbuh sampai sebesar kepala manusia kebon durian tidak pernah dijaga baik siang maupun malam, karena tangkai buah durian mentah menempel sangat kuat pada dahannya dan tak akan jatuh oleh ganguan-gangguan hewan seperti tupai, kera, apalagi tiupan angin. Namun biasanya setelah buah durian tumbuh sebesar kepala manusia intensitas mengunjungi kebun sangat tinggi bisa satu atau dua kali sehari, selain menghitung-hitung ulang jumlah buah durian yang ada diatas satu pohon biasanya masyarakat Gunung Megang mempersiapkan “Sudong“ yaitu tempat hunian sementara yang akan digunakan untuk menginap saat panen buah Durian sambil menyaksikan dan menemukan buah durian yang pertamakali jatuh ke tanah, karena itu sebagai tanda telah dimulainya panen buah Durian dan “Sudong”
harus sudah siap huni untuk panen buah Durian kemudian disusul dengan panen buah Duku.
Saat panen buah Durian tiba kebon Durian menjadi banyak penghuninya karena setiap bidang kebun pasti ada satu atau dua orang yang menjaganya. Buah Durian ini akan masak di batangnya dan jatuh ketanah satu persatu, oleh karena itu kebon Durian harus dijaga baik siang maupun malam, karena terlambat sedikit bisa-bisa buah Duriannya diselamatkan orang yang melintas karena sebagian besar kebun di Gunung Megang dibiarkan terbuka dan tidak diberi pembatas seperti pagar.
Tidak banyak peralatan yang digunakan saat panen Durian tiba, cukup membawa peralatan masak, korek api, obat nyamuk, pakain ganti, Parang, “Behunang / Ambong” yaitu peralatan untuk memikul Durian dengan menggunakan kekuatan leher & kepala, jangan lupa telephone celluler sebagai alat komunikasi dan hiburan sambil menunggu buah Durian yang jatuh. Jika kehabisan stock bahan makanan dan perlengkapan jangan khawatir, tinggal sms saja keluarga yang ada dirumah, maka pesanan anda akan diantar dan ditukar dengan buah Durian yang hanum.
Buah Durian yang sudak masak dan jatuh ke tanah tidak bisa diprediksi, bisa pagi, siang maupun malam hari. Namun biasanya buah Durian lebih banyak jatuh pada sore hari menjelang senja sampai malam hari sebelum pagi, apalagi sore harinya bertiup angin yang cukup kencang.
Jika suatu saat anda datang ke Gunung Megang disaat musin Durian dan berkesempatan untuk menjaga kebon Durian kemudian terdengar suara, “Bukkkk ...!!!” suara seperti sesuatu yang jatuh dari langit dan menghantam bumi, maka lihat kearah asal suara dan saksikan sesuatu yang sedang menggelinding dan berbalut dedaunan, kemudian datangi dan ucapkan “Alhamdulillah” satu durian yang matang di pohon sudah jatuh dan siap untuk disantap.
Bagi anda petualang kuliner sejati jangan pernah melewatkan moment ini di desa Gunung Megang ...

Baca Selengkapnya...

Kebon Duku

Salah satu hasil bumi yang cukup terkenal dari provinsi Sumatera Selatan adalah buah duku, buah yang berbentuk agak bulat berwarna kuning keputihan dan manis ini merupakan salah satu dari buah-buahan yang ada dan tumbuh banyak di desa Gunung Megang.
Kebon dan buah duku ini sudah ada dan tumbuh sejak zaman nenek moyang, maka tak heran jika anda datang ke desa Gunung Megang dan menemukan atau melihat batang buah duku yang tumbuh rindang menjulang keatas langit dengan batang dan dahannya yang kokoh walaupun digelantungi ratusan bahkan ribuan biji buah duku.
Sebagian besar buah duku ini ditanam di area kebon masyarakat Gunung Megang yang berada di seberang Sungai Lematang, buah duku ini ditaman acak atau tidak beraturan pada bidang-bidang tanah di kebon milik masyarakat Gunung Megang.
Pada saat musim duku tiba otomatis geliat perekonomian masyarakat juga meningkat, karena hasil penjualan buah duku ini  tergolong cukup mahal. Untuk menghindari buah duku dari gangguan hewan seperti tupai, kelelawar dan kera maka kebon duku harus dijaga siang dan malam, dimulai sejak buah duku masih berbentuk putik sampai buah duku siap panen.
Dalam memanen buah duku juga tidak sembarangan karena buah duku ini ternyata sangat mudah pecah diwaktu pagi hari, oleh karena itu pohon duku harus dipanjat dan buah duku dipetik pertangkai kemudian diletakkan dalam ember, lalu ember diturunkan menggunakan tali tambang hingga kebawah pohon duku secara perlahan.
Kemudian dilakukan pemilihan / penyortiran, buah yang berukuran besar dan sedang menjadi pilihan utama untuk dikemas dalam peti yang berukuran 60 x 30 x 30 cm dan dilapisi kertas koran agar tidak lembab. Buah duku yang kecil biasanya juga dikelompokkan dalam satu peti khusus dan diberi tanda “UNYIL” ya ... begitulah kebiasaan masyarakat desa Gunung Megang menamakan buah duku yang berukuran kecil saat panen duku tiba.
Setelah dikemas dalam petih, buah dukuh ini diangkat / dipanggul ke dalam motor air yang telah merapat di pingir sungai Lematang, kemudian motor air mengangkut semua peti buah duku sampai ke dermaga sungai untuk dipindahkan lagi ke dalam mobil truk untuk diangkut dan dijual ke kota-kota besar di pulau Jawa seperti Jakarta dan Bandung.
Biasanya panen buah duku ini memakan waktu seharian penuh, semakin banyak buah duku yang akan dipanen maka semakin banyak tenaga kerja yang digunakan. So ... berkunjunglah ke desa Gunung Megang saat musim duku tiba atau saat panen buah duku tiba karena moment seperti itu merupakan suatu moment yang ditungguh-tungguh oleh banyak orang dan saya yakin anda salah satunya, kami tunggu kedatanganya di desa kami Gunung Megang ...

Baca Selengkapnya...

Senin, 21 November 2011

Jembatan Gantung Gunung Megang Luar


Jembatan gantung ini dibangun atas bantuan dari pemerintah daerah setempat pada saat Kepala Desa Gunung Megang Luar di Jabat oleh Kakanda Lukman.  
Jembatan gantung ini sangat membantu masyarakat Gunung Megang Luar yang akan menyeberangi sungai Lematang, karena jembatan gantung ini dapat dilalui oleh kendaraan roda dua seperti motor.
Banyak sekali kegiatan masyarakat desa Gunung Megang Luar yang berada di seberang sungai Lematang, karena hampir 100 % tanah masyarakat di seberang sungai Lematang ini dijadikan perkebunan, baik kebun karet, kebun kelapa sawit, kebun dukuh, kebun durian, sawah ladang dll.
Oleh karena itu banyak sekali aktivitas masyarakat Gunung Megang Luar yang berhubungan dengan jembatan gantung ini, ada yang berangkat ke kebun untuk menggarap karet, ada juga yang membawa bibit karet, bibit kelapa sawit dan bibit buah-buahan lainnya, ada juga yang membawa hasil bumi, apalagi saat datang musim buah seperti dukuh & durian maka aktivitas lalu lalang di jembatan gantung ini cukup ramai, mulai waktu dini hari sampai menjelang malam hari.
Bagi anda yang menyukai petualangan yang memicu adrenalin silahkan datang ke desa Gunung Megang Luar untuk merasakan sensasi mengendarai sepeda motor diatas jembatan gantung sepanjang kurang lebih 500 m dan dibawah nya mengalir deras Sungai Lematang yang akan lebih memicu adrenalin anda ....

Baca Selengkapnya...

Senin, 14 November 2011

Laskar "ANAK-BAPANG"


Ini adalah photo beberapa anak muda Gunung Megang yang saat ini masih berstatus siswa-siswi di SMU N 1 Gunung Megang, mungkin mereka akan menjadi the next generation atau generasi penerus yang akan melanjutkan prestasi dan aktivitas untuk membuat Gunung Megang lebih di kenal oleh banyak orang atau bahkan mungkin dapat membuat Gunung Megang menasionalisasi.
Saat ini memang masih menjadi harapan, namun jalan untuk menuju kesana sudah mulai dirintis oleh kakak-kakak pendahulunya, semoga sumber daya manusia generasi penerus ini lebih siap berkompetisi dengan daerah lain dan dapat membuat sesuatu yang baik, sesuatu yang mempunyai nilai dan sesuatu yang mempunyai prestasi karena akan dikenang atau akan dibaca oleh anak cucu kita nanti.
Semoga the next generation ini dapat mengemban tugas dengan baik, karena fasilitas untuk berkarya dan berprestasi bisa di pelajari secara direct tanpa melalui birokrasi yang sulit dan mahal, asalkan mampu diarahkan dengan benar dan mempunyai motivasi untuk maju, pantang menyerah dalam mengisi otak cerdasnya dengan kemampuan informasi tehnologi yang saat ini lebih mudah diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun dan dengan biaya yang relatif murah.
Manusia akan mempunyai nilai plus dimata manusia lain bukan karena jabatan ataupun kekayaannya, tetapi manusia yang mempunyai mental yang tangguh untuk hidup mandiri dan dapat melangkah diatas kakinya sendiri sehingga mampu mengisi otaknya dengan ilmu yang bermanfaat untuk mengusainya dengan baik serta mampu menyajikan hasilnya diatas kemampuan rata-rata orang lain. 
Jangan sungkan-sungkan untuk membuka dunia ini, gunakan fasilitas yang ada untuk berkomunikasi dengan baik dalam mendalami suatu ilmu pengetahun dan menambah wawasan, manfaatkan orang-orang terdekat yang dianggap mampu dan memiliki sesuatu yang bernilai lebih untuk dijadikan sumber informasi dalam menyelami ilmu pengetahuan yang mempunyai nilai lebih dan mempunyai informasi-informasi penting yang dibutuhkan dalam mengisi memory otak.
Sehingga menjadi manusia yang handal dan mempunyai wawasan mendunia dengan semangat hidup yang jauh lebih besar setiap kali dia terbangun dari tidur sebelum berkumandangnya azan Subuh disaat kebanyakan orang sedang tertidur lelap dengan mimpi indahnya, dia sudah siap menyaksikan matahari terbit  sambil memulai aktivitasnya sebagai manusia ciptaan Allah SWT. 
So ... satu pesan dalam satu kalimat bahasa Inggris untuk the next generation ini : " The right man in the right place and at the right time " artinya : seseorang yang tepat berada pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat ", untuk menjadi manusia seperti itu maka kamu harus mampu memanfaatkan waktu mudamu dengan mengisi hal-hal yang baik yang melebihi kebiasaan orang-orang yang baik pada umumnya. Saya tunggu ... prestasi dan karyamu berikutnya ...   
     
Baca Selengkapnya...

Ucapan Terimakasih