Salah satu hasil bumi yang cukup terkenal dari provinsi Sumatera Selatan adalah buah duku, buah yang berbentuk agak bulat berwarna kuning keputihan dan manis ini merupakan salah satu dari buah-buahan yang ada dan tumbuh banyak di desa Gunung Megang.
Kebon dan buah duku ini sudah ada dan tumbuh sejak zaman nenek moyang, maka tak heran jika anda datang ke desa Gunung Megang dan menemukan atau melihat batang buah duku yang tumbuh rindang menjulang keatas langit dengan batang dan dahannya yang kokoh walaupun digelantungi ratusan bahkan ribuan biji buah duku.
Sebagian besar buah duku ini ditanam di area kebon masyarakat Gunung Megang yang berada di seberang Sungai Lematang, buah duku ini ditaman acak atau tidak beraturan pada bidang-bidang tanah di kebon milik masyarakat Gunung Megang.
Pada saat musim duku tiba otomatis geliat perekonomian masyarakat juga meningkat, karena hasil penjualan buah duku ini tergolong cukup mahal. Untuk menghindari buah duku dari gangguan hewan seperti tupai, kelelawar dan kera maka kebon duku harus dijaga siang dan malam, dimulai sejak buah duku masih berbentuk putik sampai buah duku siap panen.
Dalam memanen buah duku juga tidak sembarangan karena buah duku ini ternyata sangat mudah pecah diwaktu pagi hari, oleh karena itu pohon duku harus dipanjat dan buah duku dipetik pertangkai kemudian diletakkan dalam ember, lalu ember diturunkan menggunakan tali tambang hingga kebawah pohon duku secara perlahan.
Kemudian dilakukan pemilihan / penyortiran, buah yang berukuran besar dan sedang menjadi pilihan utama untuk dikemas dalam peti yang berukuran 60 x 30 x 30 cm dan dilapisi kertas koran agar tidak lembab. Buah duku yang kecil biasanya juga dikelompokkan dalam satu peti khusus dan diberi tanda “UNYIL” ya ... begitulah kebiasaan masyarakat desa Gunung Megang menamakan buah duku yang berukuran kecil saat panen duku tiba.
Setelah dikemas dalam petih, buah dukuh ini diangkat / dipanggul ke dalam motor air yang telah merapat di pingir sungai Lematang, kemudian motor air mengangkut semua peti buah duku sampai ke dermaga sungai untuk dipindahkan lagi ke dalam mobil truk untuk diangkut dan dijual ke kota-kota besar di pulau Jawa seperti Jakarta dan Bandung.
Biasanya panen buah duku ini memakan waktu seharian penuh, semakin banyak buah duku yang akan dipanen maka semakin banyak tenaga kerja yang digunakan. So ... berkunjunglah ke desa Gunung Megang saat musim duku tiba atau saat panen buah duku tiba karena moment seperti itu merupakan suatu moment yang ditungguh-tungguh oleh banyak orang dan saya yakin anda salah satunya, kami tunggu kedatanganya di desa kami Gunung Megang ...
Lemak nian makan duku sambil beperau
BalasHapus