Kamis, 24 November 2011

Kebon Durian

Selain buah duku di Gunung Megang juga banyak terdapat buah Durian, buah yang berbentuk agak bulat & lonjong seukuran kepala manusia dengan kulitnya berduri ini tumbuh dan besar secara berdampingan dalam kebersamaan bersama pohon duku.
Ada beberapa Jenis dan nama buah Durian, ada yang disebut dengan Durian Tembaga, biasanya durian ini berbentuk agak besar dan lonjong, dalam satu pohon buahnya tidak banyak, tetapi daging buah Duriannya sangat tebal dengan bijinya yang kecil dan rasanya Hmmm ... Durian banget dan sangat cocok dibuat “Tempoyak” yaitu buah Durian yang sudah dibuang bijinya dan dipernitasi, biasanya dijadikan sayur atau sambel, wahh rasanya mantapps. Ada juga yang buntut buah Duriannya agak kuning dengan kondisi merekak dan lonjong, Ada juga buah Durian yang agak bulat dan setelah dibuka kulitnya maka biji Duriannya sedikit keliatan, masyarakat Gunung Megang menyebutnya “Durian Cengel” durian ini biasanya dikasihkan gratis bagi orang yang datang ke kebon Durian untuk mencicipi.
Biasanya dalam sebidang kebon terdapat pohon duku dan pohon durian serta beberapa pohon buahan lainnya, seperti halnya pohon duku, di Gunung Megang pohon durian juga ditaman acak tidak beraturan dan sudah ada sejak jaman nenek moyang dulu, maka tak heran kalau pohon durian bisa tumbuh rindang dan besar bahkan lebih lebih besar dari pohon duku.
Sebagian besar kebon Durian ini terdapat di area seberang sungai Lematang. Walaupun hidup berdampingan dengan pohon duku namun pohon Durian selalu berbuah lebih dulu dan cara panennya pun sangat berbeda.
Saat pohon Durian mulai menampakkan bungahnya kemudian berputik dan tumbuh sampai sebesar kepala manusia kebon durian tidak pernah dijaga baik siang maupun malam, karena tangkai buah durian mentah menempel sangat kuat pada dahannya dan tak akan jatuh oleh ganguan-gangguan hewan seperti tupai, kera, apalagi tiupan angin. Namun biasanya setelah buah durian tumbuh sebesar kepala manusia intensitas mengunjungi kebun sangat tinggi bisa satu atau dua kali sehari, selain menghitung-hitung ulang jumlah buah durian yang ada diatas satu pohon biasanya masyarakat Gunung Megang mempersiapkan “Sudong“ yaitu tempat hunian sementara yang akan digunakan untuk menginap saat panen buah Durian sambil menyaksikan dan menemukan buah durian yang pertamakali jatuh ke tanah, karena itu sebagai tanda telah dimulainya panen buah Durian dan “Sudong”
harus sudah siap huni untuk panen buah Durian kemudian disusul dengan panen buah Duku.
Saat panen buah Durian tiba kebon Durian menjadi banyak penghuninya karena setiap bidang kebun pasti ada satu atau dua orang yang menjaganya. Buah Durian ini akan masak di batangnya dan jatuh ketanah satu persatu, oleh karena itu kebon Durian harus dijaga baik siang maupun malam, karena terlambat sedikit bisa-bisa buah Duriannya diselamatkan orang yang melintas karena sebagian besar kebun di Gunung Megang dibiarkan terbuka dan tidak diberi pembatas seperti pagar.
Tidak banyak peralatan yang digunakan saat panen Durian tiba, cukup membawa peralatan masak, korek api, obat nyamuk, pakain ganti, Parang, “Behunang / Ambong” yaitu peralatan untuk memikul Durian dengan menggunakan kekuatan leher & kepala, jangan lupa telephone celluler sebagai alat komunikasi dan hiburan sambil menunggu buah Durian yang jatuh. Jika kehabisan stock bahan makanan dan perlengkapan jangan khawatir, tinggal sms saja keluarga yang ada dirumah, maka pesanan anda akan diantar dan ditukar dengan buah Durian yang hanum.
Buah Durian yang sudak masak dan jatuh ke tanah tidak bisa diprediksi, bisa pagi, siang maupun malam hari. Namun biasanya buah Durian lebih banyak jatuh pada sore hari menjelang senja sampai malam hari sebelum pagi, apalagi sore harinya bertiup angin yang cukup kencang.
Jika suatu saat anda datang ke Gunung Megang disaat musin Durian dan berkesempatan untuk menjaga kebon Durian kemudian terdengar suara, “Bukkkk ...!!!” suara seperti sesuatu yang jatuh dari langit dan menghantam bumi, maka lihat kearah asal suara dan saksikan sesuatu yang sedang menggelinding dan berbalut dedaunan, kemudian datangi dan ucapkan “Alhamdulillah” satu durian yang matang di pohon sudah jatuh dan siap untuk disantap.
Bagi anda petualang kuliner sejati jangan pernah melewatkan moment ini di desa Gunung Megang ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ucapan Terimakasih